Jumat, 22 Februari 2013

kisah islami pendeta yahudi yang menemukan kebenaran

       oke sahabat semua, setelah sebelumnya Gaya Remaja sudah mempostingkan kisah islam umar ibnu khattab. kali ini Kisah islam pendeta yahudi yang menemukan kebenaran akan segera dipostingkan. untuk lebih jelasnya, baca aja yuk kisah selengkapnya...
       Sesungguhnya kebenaran risalah Rasulullah saw telah nyata dalam taurat dan injil. Ketika rasulullah saw muncul ditanah arab dan menyatakan kenabiannya, para penganut agama yahudi dan nasrani telah mengetahui kebenarannya. Hanya saja kesombongan dan watak mau menang sendirilah yang menyebabkan mereka tak mau mengakui risalah Islam. Namun tak sedikit juga yang menjadi pendukung setia dakwah Rasulullah saw. Diantara mereka ini adalah Zaid bin sa’nah. Seorang pendeta yahudi. Bagaimanakah kisah nya. Kita persilakan sahabat semua untuk membacanya kisah nya. Selamat menikmati... 


kisah islami pendeta yahudi yang menemukan kebenaran


Kisah islam Pendeta yahudi yang menemukan kebenaran 


    Tak ada sedikit pun tanda kenabiannya melainkan dapat kuketahuinya ketika memandang wajah Muhammad. Kecuali dua perkara, kesabarannya yang dapat mengalahkan kemarahannya, dan kalu semakin marah jutru malah semakin sabar.
     Suatu hari tatkala Rasulullah Saw keluar bersama ali bin abi thalib, tiba-tiba ia didatangi dengan seseorang yang mirip dengan orang badui. Sambil tetap berada dipunggung untanya, laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah, di desaku di Bani Fulan ada beberapa orang yang sudah masuk agama islam. Akulah menyarankan agar mereka masuk islam. Tadinya harta mereka sangat melimpah. Tapi kali ini mereka ditimpa kekeringan, kesulitan dan paceklik. Aku khawatir mereka akan keluar dari islam karna ketamakan terhadap harta, sebagaimana dulunya mereka masuk islam juga karna tamak terhadap harta. Jika Engkau berniat memberikan bantuan kepada mereka, aku mau melakukannya.
     ”Rasulullah Saw memandang ali yang berdiri disampingnya. Meminta pendapat. Ali berkata “Wahai Rasulullah, memang orang ini sudah tak mempunyai apa-apa lagi.
       ”Zaid bin sa’nah berkata “Aku mendekat kearah beliau seraya kukatakan, wahai Muhammad, maukah engkau berhutang kurma dengan jumlah tertentu yang sekarang masih berada dikebun Bani Fulan dengan tempo pembayaran yang sudah disepakati.?
         ”Rasulullah Saw bersabda. “Tapi kamu tidak boleh menyebut-nyebut kebun bani fulan.” 
    “Baiklah.” Kataku. Beliau sudah setuju, kukeluarkan kantong-kantong milikku, lalu kuserahkan kepadanya delapan puluh takaran kurma yang akan dibayar hingga waktu yang sudah disepakati. 
      Rasulullah berpesan kepada orang badui “Berbuat adillah dan bantulah mereka.
    ”Zaid bin sa’nah berkata, “Dua atau tiga hari sebelum jatuh tempo pembayaran, Rasulullah saw keluar rumah bersama Abu bakar, Umar dan Utsam serta sahabat lainnya untuk menshalati jenazah. Seusai shalat jenazah ketika Rasulullah saw sedang bersandar didinding, aku meraup baju dan mantelnya. Kepandangi beliau dengan wajah yang garang, sambil membentak, “Hai Muhammad, apakah engkau tidak akan memenuhi hakku.? Demi Allah, kalian semua sudah tau bahwa bani abdul muthalib memang suka mengulur-ulur pembayaran utang. Kami sudah hapal karna kami sudah biasa berhaul dengan kalian.
      ”Kulihat mata umar yang bulat berputar-putar geram. Dengan beram dia menghunjamkan pandangannya kearahku seraya berkata, “Hai musuh Allah, apakah engkau berani memaki Rasulullah saw dengan perkataan yang sama sekali belum pernah kudengar.? Apakah engkau bernai bertindak lancang terhadap yang tidak pernah kulihat.? Demi yang diriku berada ditangan-NYA, kalau saja Rasulullah saw mengizinkan, tentu kepalamu sudah kupenggal.
     ”Sementara pada saat yang sama, Rasulullah saw hanya memandangku dengan tenang dan pandangan yang lembut. Beliau berdabda. “Hai umar, aku dan dia memang sudah ada kesepakatan. Seharusnya engkau menyuruhku segera melunasi hutang dan menyuruhnya untuk mengingatnya. Pergilah wahai umar dan penuhilah haknya, serta tambahin lah pembayarannya sebanyak dua puluh gantang sebagai kompensasi atas ketakutannya terhadap gertakanmu.
   ”Umar pergi bersamaku dan melaksanakan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. Benar umar memberikanku tambahan dua puluh gantang kurma. “Mengapa ada tambahan dua puluh gantang kurma wahai Umar.?” Tanya ku. 
      “Rasulullah saw menyuruhku untuk menambahi dua puluh gantang, sebagai kompensasi dari ketakutanmu terhadap ulahku tadi” jawab Umar. 
      “Apakah engkau tau siapa aku wahai Umar.?” Tanyaku. 
     “Tidak.” Jawab Umar. 
     “Aku adalah Zaid bin sa’nah” kataku 
     “Apakah engkau seorang pendeta yahudi.?” Tanya Umar. 
     “Benar” jawab ku “Apa yang mendorongmu berbuat seperti itu terhadap Rasulullah.?” Tanyanya. 
     Aku segera menceritakan alasanku. “Wahai umar, semua tanda kenabian bisa kuketahui pada saat aku memandang wajah Rasulullah saw kecuali dua perkara, yaitu. Kesabarannya saat marah, dan pada saat beliau harus marah justru malah bersabar. Kini aku susah mengetahui keduanya. Maka aku bersaksi, aku Ridha kepada Allah sebagai Rabb, kepada Islam sebagai agama dan kepada Muhammad sebagai nabi. Aku juga bersaksi, separuh kekayaanku, kuserahkan sebagai shadaqah untuk kaum muslimin.” 
     “Sebaiknya engkau bagikan kepada sebagian mereka sahaja, karna engkau tidak bisa membaginya secara merata.” Ujar Umar bin khatab. 
    “Begitu pun boleh” kataku. 
   Akhirnya Umar dan Zaid bin sa’nah kembali menemui Rasulullah saw. Dihadapan Rasulullah Zaid mengucapkan syahadat, beriman dan menyatakan sumpah setia. Setelah itu, Zaid rajin mengikuti berbagai kegiatan dakwah, termasuk turun kemedan perang. Ia menjadi pengikut setia Rasulullah saw. 
    Ketika kaum muslimin turun kemedan perang Tabuk melawan pasukan Romawi, Zaid bin sa’nah, ikut serta. Dalam peperangan itu, ia tidak mau mundur selangkah pun. Ia terus merengsek maju. Dan gugur sebagai syahid, semoga Allah mengampuni dosanya, dan memasukkan nya kedalam surga. Amin.
 Sekian. . . 

oke. sekian dulu buat para sahabat Gaya Remaja. semoga aja dari sepenggal kisah diatas, kita semua nya bisa mengambil hikmahnya,. Amien, ya robbal Allamin..

Senin, 18 Februari 2013

kisah islam umar ibnu khattab

        Oke sahabat semua. ketemu lagi nih. Wah udah lama nih gaya Remaja nggak mostingin. Dan kalau kemaren Gaya Remaja Sudah mostingin Kisah islami Nabi sulaiman dan dua orang ibu. Kali ini gaya remaja Akan mostingin tentang perjalanan salah seorang sahabat Rasulullah saw, yang diberitakan Rasulullah saw masuk surga. Semoga aja dari kisah tersebut kita semuanya bisa mengambil hikmahnya. Amin ya Robbal Allamin.

kisah islam umar ibnul khatab


kisah islami Umar ibnu khatab(Al-Faruq)

        Sahabat Rasulullah yang dikabarkan masuk surga Sayyidina Umar dari kalangan sahabat Rasulullah menempati urutan kedua sebagai pejuang Islam sesudah Abu Bakar Ash Shidiq dan menempati urutan ketiga sebagai dakwah islam sesudah Rasulullah dan dan Abu Bakar.
        Ia termasuk orang Al-Mubasysyarin Bin Jannah(Yang diberitakan masuk surga) sesudah Abu Bakar. Umar Ibnu Khatab berasal dari suku Quraisy dan bertemu dengan saudara sedaerah dengan Rasulullah saw. Pada kakek mereka, yaitu Ka’ab bin luai. Pada masa kanak-kanaknya dia mengembala domba milik ayahnya.
        Sebelum masuk islam. Umar adalah orang yang termasuk paling kejam dan keras dalam memusuhi Islam, termasuk ingin membunuh Muhammad, maka ia terkenal dengan sebuatan singa darat. Dan setelah masuk Islam, ia adalah orang paling depan yang memusuhi orang-orang kafir, paling cinta kepada Rasulullah dan sangat peduli dengan Islam, dan paling tegas dalam memutuskan perkara, makanya Rasulullah memberikan gelar kepada Umar dengan panggilan Al-Faruq(Pembela antara yang haq dan yang bathil). 
         Umar Ibnul Khatab masuk Islam pada bulan Dzulhijah pada tahun ke-6 sesudah kenabian dan keRasulan Muhammad saw. Yang sebelumnya telah ada 39 laki-laki dan 23 perempuan yang masuk islam mendahului Umar.

 Hidayah Allah yang menyebabkan Umar masuk Islam

        Dalam kalangan kaumnya Umar Ibnul Khatab termasuk orang yang paling kuat, paling berani, yang paling disegani dan berpengaruh, sehingga ia terkenal dengan sebutan singa padang pasir. Mendengar suara langkahnya saja, membuat bulu roma merinding dan hati dag dig dug.
        Pada suatu hari Umar berjalan sambil menyandang pedang menuju ketempat dimana Rasulullah dan para sahabatnya berkumpul. Kira-kira 40 orang. Pada waktu itu Rasulullah sedang berkumpul dirumah dekat bukit Asofa. Dalam pertemuan itu terdapat paman beliau sendiri yaitu, Hamzah Bin Abdulmuthalib, Abu Bakar Ash-Shidiq, Ali Bin Abi Thalib dan lain-lain.
       Ditengah-tengah perjalanan menuju ketempat Rasulullah Umar ditegur oleh Nu’aim bin Abdullah, dan langsung bertanya. “Hendak kemana engkau hay Umar, singa padang pasir.?”
       Umar menjawab. “Aku sedang mencari Muhammad, ia akan aku bunuh, karna dialah telah meninggalkan agama nenek moyang kita dan telah memecah belah kaum Quraisy. Dia telah menghina dan mencaci maki agama nenek moyang kita.”
       Nu’aim berkata. “Demi Allah, rupanya kamu telah tertipu oleh dirimu sendiri.! Apakah kamu mengira Bani Abdil Manaf akan membiarkan mu berjalan leluasa dimuka bumi sesudah kamu berhasil membunuh Muhammad,? Sebaiknya kamu pulang saja kerumahmu, selesaikan dulu urusan keluargamu sendiri.?”
       Umar bertanya dengan penuh keheranan. “Siapa yang kamu maksud dengan keluargaku itu, dan apa maksudmu hay Nu’aim.?”
      Nu’aim menjawab dengan suara lirih. “Adik iparmu, dan adikmu sendiri, Sa’id bin Zaid dan Fatimah Binti Khatab, telah masuk Islam, mengikuti agama yang telah dibawa Muhammad. Mereka itulah yang harus kamu selesaikan dulu.”
       Mendengar perkataan Nu’aim itu, maka naik pitamlah Umar. Dengan penuh kemarahan Umar berubah haluan, semula menuju ketempat Muhammad, sekarang menuju kerumah keluarganya sendiri.(Keruma Sa’id bin Zaid dan Fatimah).
       Pada waktu itu dirumah Sa’id sedang berkunjung seorang sahabatnya, Khabab Ibnul Arrat sedang membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dihadapan mereka berdua.
       Ketika Umar datang, maka Fatimah(Adik umar) cepat-cepat mengambil lembaran yang berisikan ayat-ayat Al-Qur’an dan menyembunyikan dabawah pahanya. Padahal ketika Umar mendekati rumahnya, sudah terdengar bacaan Khabbab, sehingga Umar bertanya kepada mereka. “Syair yang aku dengar tadi.? Saya telah diberitahu bahwa kalian berdua telah mengikuti agama Muhammad.” Setelah mengatakan demikian, langsung Umar menampar dan menyerang Sa’id(suami fatimah). Melihat suaminya akan dianiaya oleh Umar, maka Fatimah melompat, mencoba mencegah kekejaman kakaknya (Umar) tapi malah Fatimah terkena tamparan sampai keluar darah dari kepalanya.
       Kejadian itu tak membuat Fatimah berkecil hati, tapi malah mengobarkan semangat dan keberanian dalam dirinya. Fatimah kemudian berkata kepada kakaknya (Umar) dengan suara lantang dan gagah bernai. “Memang benar.! Demi Allah kami berdua telah menjadi pengikut Muhammad, mengikuti agama yang dibawa Muhammad, kami berdua telah masuk Islam, kami berdua telah beriman kepada Allah, Tuhan Muhammad. Sekarang perbuatlah sesuka hatimu terhadap kami berdua, kami tidak akan gentar.! Silahkan aniaya dan pukul kami.!”
        Melihat kucuran darah mengalir terus dari kepala adiknya(Fatimah), Umar merasa menyesal dan merasa iba, lalu ia menahan amarahnya, dan dengan suara lirih Umar berkata. “Kalau begitu, berikan saja lembaran syair yang telah aku dengar tadi, aku akan mempertimbangkan apa yang telah diajarkan Muhammad kepadamu.?”
       Fatimah kemudian memberikan lembaran ayat-ayat Al-Qur’an(yang disangka oleh Umar adalah syair) kepada kakaknya. Lembaran itu berisikan surat Thaha. Setelah selesai dibaca oleh Umar, maka Umar berkata. “Alangkah indahnya untaian kata-kata ini dan mulianya.”
       Mendengar ucapan Umar itu keluarlah Khabbab dari persembunyiannya seraya berkata. “Hay Umar, Demi Allah, aku berharap Allah telah memilih mu untuk menerima dakwah nabi-NYA. Kemarin aku mendengar Rasulullah saw berdoa. “Ya Allah, teguhkanlah Islam ini dengan masuknya Abi jahal atau Umar Ibnul Khatab sebagai orang Islam.”
        Kemudian Umar berkata kepada Khabbab. “Wahai Khabbab tunjukkanlah kepadaku dimana Muhammad berada. Aku akan menemuinya dan menyatakan masuk Islam kepadanya.”
       Setelah diberitahu oleh Khabbab keberadaan Muhammad beserta para sahabatnya. Maka Umar pergi ketempat Muhammad dengan menyandang pedangnya. Dan sesampai nya dipintu rumah dimana Muhammad dan para sahabatnya berada, lalu ia(Umar) ,mengetuk pintu.
       Salah seorang sahabat Rasulullah mengintip dari celah pintu ternyata Umar yang datang sambil menyandang pedangnya yang terhunus. Melihat demikian para sahabat menjadi ketakutan dan langsung memberitahu Rasulullah saw.
       Untuk melindungi jiwa Rasulullah, Maka Hamzah bin Abdul Muthalib berkata kepada Rasulullah. “Apakah engkau mengizinkan aku menghadapinya.? Kalau dia bermaksud baik, maka kita layani dengan baik. Kalau dia bermaksud jahat akan kita layani dengan jahat pula.?”
        Rasulullah mengizinkan permintaan Hamzah. Lalu Hamzah menemui Umar dan ditariknya bajunya Umar dengan keras, seraya berkata. “Mau apa engkau kesini, hai putra Khatab(Umar)?”
        Umar menjawab “Ya, Rasulullah aku aku datang untuk menyatakan masuk Islam dan mengikuti ajaran-ajaran yang dibawa oleh Muhammad”
        Terharu dan legalah Muhammad beserta para sahabat lainnya setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut pendekar daratan. Rupanya hidayah Allah telah masuk kedalam kalbu Umar, dan ternyata doa Rasulullah telah terkabulkan dengan masukny Umar salah seorang tokoh yang berpengaruh dan sangat disegani, yaitu Abu jahal dan Umar bin khatab.
        Allah telah menyelamatkan Umar dari jurang kesyirikan menuju kemuliaan Islam. Inilah pertama kalinya cahaya keimanan yang menyinari dan membuka hati Umar. Bagi Umar ayat-ayat Al-Qur’an adalah rahasia hidayah, penggerak dan penghidup hatinya. Sehubungan dengan ini. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 23(Yang artinya): 
       “Allah telah menurunkan sebaik-baik perkataan(Yaitu) Al-Qur’an yang sebagiannya menyerupai sebagian dan berulang-uang, gemetar karena kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian jadi lembut kulit dan hatinya karena mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah. Dia memberi petunjuk dengan kita itu siapa-siapa yang dikehendaki-NYA. Dan siapa yang disesatkan Allah, maka tiadalah baginya yang akan menunjuki.” 
        Tidak lama setelah menyatakan keIslamannya. Umar bertanya kepada Rasulullah saw. “Ya Rasul, kenapa kita sembunyi-sembunyi dalam menyiarkan agama kita, padahal kita berada diatas kebenaran dan mereka(Kaum kafir) berada diatas kebathilan?” Rasulullah menjawab. “Jumlah kita sedikit, dan kamu sendiri telah melihatnya.” Umar berkata. “Demi yang mengutus engkau dengan haq, aku berjanji bahwa setiap jengkal tanah (Tempat) yang pernah aku sebarkan kekafiran, akan aku datangi untuk menyebarkan keimanan dan ketauhidan.”

 Komandan perang dan hijrah

         Pada suatu hari Rasulullah saw. Bersama kaumnya pergi menuju ka’bah dengan dua barisan. Barisan pertama dipimpin oleh Hamzah, dan barisan kedua dipimpin oleh Umar Ibnul Khatab. Kaum kafir melihat kaum muslimin dibawah pimpinan Umar dan Hamzah tampak muram dan berkecil hati.
         Juga pada suatu hari dimana kaum muslimin hendak hijrah kemadinah, mereka seluruhnya meninggalkan kota Makkah secara sembunyi-sembunyi, kecuali Umar yang hijrah, berangkat keMadinnah dengan terang-terangan.
        Umar sengaja pergi siang hari dan melewati gerombolan-gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, umar berkata. “Aku akan meninggalkan kota Makkah dan hijrah ke Madinnah. Barang siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya yatim. Maka silahkan hadang aku dibelakan lembah ini.?”
        Mendengar perkataan Umar yang gagah itu, tidak ada seorangpun yang berani membuntutinya apalagi mencegahnya. Itulah kekuatan yang dimiliki Umar sejak awal keimanannya sampai dalam mengarungi seluruh kehidupannya.

 Ketajaman dan kelurusan pikiran Umar

        Tidak salah Rasulullah memberikan gelar kepada Umar Ibnul Khatab dengan gelar Al-Faruq(orang yang pandai membedakan antara perkara yang haq dengan yang bathil).
        Pada suatu ketika terjadi berita fitnah dan bohong(Haditsul ifki) yang melibatkan siti ‘Aisyah(istri Rasulullah saw). Maka Rasulullah saw. Bermusyawarah dengan beberapa tokoh sahabat untuk dimintai tanggapan/pendapat. Ketika beliau berbicara dengan Umar ra. Maka Umar brekata. “Ya Rasulullah, siapa yang mengawinkan engkau(Rasulullah Muhammad) dengan ‘Aisyah?” Nabi menjawab. “Allah lah yang mengawinkan aku dengan aisyah.” Umar berkata lagi. “Apakah Allah menipumu?”
       Rasulullah berkata. “Maha suci Engkau Ya Allah. Sesungguhnya ini adalah berita bohong yang besar.” Setelah Rasulullah mengucapkan kata-kata tersebut, lalu turunlah firman Allah(Yang terdapat) dalam surat An-Nur ayat 16:
       “Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: “sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha suci Engkau, ya Tuhan kami, ini adalah dusta/kebohongan yang besar.”
        Hal ini/kejadian ini adalah sebuah contoh, dan masih banyak lagi ayat Al-Qur’an yang turun dalam rangka membenarkan pendapat/usulan Umar ra. Umar ibnul Khatab berkali-kali berkata kepada Rasulullah agar menjelaskan/memutuskan sesuatu keputusan yang memuaskan tentang hukum minum arak. Tidak lama kemudian setelah Umar berkali-kali berkata begitu, maka turunlah firman Allah Ta’ala yang menjelaskan tentang hukumnya arak/Khomar” ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya(Minuman) khomar, berjudi,(Berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji. Dan termasuk perbuatan syaitan. Maka dari itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kau mendapat keberuntungan.” (Qs.Al-Maidah:90). Pada suatu ketika Rasulullah hendak menyalati Abdullah Bin Ubai(salah satu pemimpin kaum munafik) sebagai tanda simpatik kepada anak-anak/putra-putra Abdullah bin Ubai sebagai pejuang kaum muslimin. Ditegur Oleh umar seraya berkata.
        “Hai Rasulullah, bagaimana Engkau menyalati kaum munafik ini padahal dialah yang pernah berlkata:orang-orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah padanya.” 
                                                                                                 (Qs. Al-Almunafiqun:8)
          Setelah Umar berkat begitu, maka turunlah ayat Al-Qur’an:
        “Dan janganlah kamu sekali-kali menyalati(jenazah) seorang yang mati diantara mereka, dan janganlah kamu berdiri dikuburnya. Seungguhnya mereka telah mengkufuri Allah dan Rasul-Nya. Dan mereka mati dalam keadaan yang fasiq.”
                                                                                                 (Qs-At-Taubah:84).
         Pada suatu hari ketika terjadi perang badar, banyak kaum kafir Quraisy yang menjadi tawanan kaum muslimin. Dan pada biasanya bermusyawarah dengan para sahabatnya mengenai tindakan yang patut untuk diterima para tawanan itu. Hal itu dimusyawarahkan, karna Rasulullah saw. Belum pernah diserahi ketegasan/ketetapan oleh Allah tentang kebijaksaan perkara ini.
         Maka Umar memberikan pendapatnya yaitu agar tawanannya dibunuh saja. Sedangkan Abu Bakar berpendapat para tawanan itu dibebaskan saja dengan tebusan dari keluarga tawanan. Rasulullah mengambil usulan/pendapat Abu Bakar. Tapi tak lama turunlah ayat yang menyatakan bahwa tawanan itu hendaknya dibunuh saja, yang mensuratkan bahwa Allah membenarkan pendapat Umar ra. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Anfal ayat:57. Abu bakar yang mendengar ayat tersebut langsung menangis dan berkata. “Kalau sekiranya turun azab dari langit maka tidak akan selamat kecuali Umar”

Kekhalifahan Umar, keutamaan dan prilakunya

       Sebelum Abu Bakar wafat dan maisih menjabat khalifah pernah berwasiat, bahwa ada suatu saat setelah sepeninggalku(Setelah wafat Abu Bakar) yang menggantikan aku dan meneruskan dakwah Islamiyah adalah Umar Ibnul Khataab. Umar sebagai khalifah kedua dalam khulafaur rasyidin sesudah Abu Bakar Ash-Shidiq.
       Setelah Umar tampuk kepemimpinan/khalifah diserahkan kepada Umar, maka banyak program pemerintahan Islam yang dikendalikan dengan melanjutkan siasat yang pernah diterapkan oleh Abu Bakar. Diantaranya yaitu:


  •  Perlunya menempatkan panglima-panglima perang guna menaklukkan daerah syam(siria) yang dijajah oleh romawi timur. 
  • Menaklukkan Persia di Irak. Setelah menjabat sebagai khalifah roda pemerintahan kaum muslimin, beliau mendapat gelar Amirul Mu’minin(pimpinan orang-orang beriman). Abdullah Ibnu Mas’ud ra. Berkata: “Keislaman Umar adalah perintis jalan, hijrahnya adalah kemenangan, sedangkan kepemimpinannya adalah merupakan rahmat”


         Keislaman Umar adalah perintis, pembuka jalan, dan pendorong kaum muslimin dalam menyatakan keislaman mereka secara terbuka. Dengan adanya Umar, mereka berani melakukan shalat dengan cara terang-terangan dihadapan masyarat Quraisy tanpa takut diganggu. Hijrahnya Umar merupakan kemenangan, sebab dialah yang paling bersikap tegas terhadap kaum yahudi dan kaum munafik Madinnah. Kepemimpinannya adalah rahmat, karna pada waktu itu kaum muslimin benar-benar dapat menghayati kehidupan.
       Setelah negeri Syam dapat ditaklukkan dan direbut dari penjajah Romawi. Umar pergi mengunjungi Palestina. Dalam kunjungannya itu ia diminta memakai pakaian kebesaran dalam suatu acara yang meriah. Tapi karna keteguhan dan kesadaran pada keimanannya, ia menolak semua itu dan tetap memakai pakaian sehari-hari.
         Kpribadian yang dimiliki Umar itu telah ditempa dan dibina oleh Rasulullah saw. Selama beliau masih hidup. Rasulullah saw, telah mampu membangun suatu umat, dan telah mampu pula mendidik para sahabatnya seperti Abu Bakar, Umar, menjadi pemimpin yang shalelh.
        Umar ra. Adalah pemimpin umat dan dunia yang telah berhasil dibina, ditempa dan dipersiapkan oleh Rasulullah saw. Untuk memangku jabatan, tanggung jawab dan mengurus segala persoalan dan peristiwa besar. Nama Umar ra. Terpadu dengan daulah Islam, kerajaan persia dan romawi san semua kerajaan yang tercatat dalam sejarah.
       Tanpa Islam dan tanpa kenabian Muhammad orang tidak akan mendengar dan tidak akan mengetahui siapa itu Umar.
       Abu Bakar mempunyai sifat yang lemah lembut dan tenang, sedangkan Umar bersifat keras, tegas dan tegar. Itulah sifat yang telah dipadukan oleh Rasulullah saw. Ketika menghadapi perang badar, Umar ra. Bersifat keras, semua tawanan dibunuh, sedangkan Abu Bakar mengusulkan agar para tawanan dibebaskan. Tapi sebaliknya, ketika menghadapi pembangkang(murtad) Umar ra. Bersikap lunak, sedangkan Abu Bakar bersikap keras menindak mereka dengan perang.
        Pada suatu hari datang seorang utusan kaisar menemuinya dengan diantar oleh beberapa pengawal. Pada waktu itu Amirul Mu’minin Umar Ibnul Khatab sedang tidur dikebun dengan berbantalkan batu bara, melihat hal tersebut utusan kaisar berkata kepadanya: “Wahai Umar. Sungguh engkau telah berbuat adil. Oleh karna itu engkau dapat tidur dengan aman dan enak.”
       Umar ra. Adalah orang yang rendah hati karna Allah. Makanan dan pakaiannya sangat sederhana. Ia tidak segan-segan membawa tempat air minum dipundaknya, ia juga menunggang kuda tanpa pelana dan menunggang unta dengan berpelana daun. Tertawanya sedikit sekali, jarang bergurau. Tampak serius dan berwibawa. Umar ra. Selalu memakai cincin berukirkan:
  “Cukuplah kematian sebagai pelajaran hai Umar” 
       Umar ra. Hanya mempunyai dua setel pakaian, tidak halal bagi umar apabila mempunyai lebih dari dua pasang pakaian. Pakaian yang satu digunakan saat musim dingin, dan pakaian yang satunya digunakan pada musim panas.
      Pada suatu malam ketika Umar pergi kemasjid, dia mendengar tangis bayi disebuah rumah. Mendengar tangis bayi yang menghiba itu, dia menghampiri rumah tersebut. Setelah siibu mengizinkan masuk, maka Umar berkat. “Bertakwalah kepada Allah, dan berlaku baiklah kepada bayimu.”. ketika akan pulang, masih terdengar juga suara tangis bayi tadi. Lalu umar mengetuk pintu rumah itu sekali lagi. Umar bertanya: “Mengapa semalam bayimu masih menangis.?” Siibu pun menjawab: “Wahai hamba Allah, aku mencobanya memberi makan tetapi ia menolak.” Umar bertanya: “Mengapa.?” Si ibu menjawab: “Bantuan pangan dari Umar hanya diperuntukkan untuk bayi yang sudah disapih.” Umar bertanya lagi: “Berapa usia bayimu.?” Si ibu menjawab: “Sekian bulan” umar berkata lagi: “Kalau begitu jangan cepat-cepat kau sapih anakmu.?” Sepanjang jalan Umar menangis dengan peristiwa tersebut dan ia berkata kepada dirinya sendiri: “Celakalah kamu Umar, berapa banyak anak kaum muslimin yang telah kau bunuh.” Setelah peristiwa itu, Umar menetapkan suatu keputusan yang diumumkan keseluruh pelosok daerah dan wilayah. Bunyi surat keputusan itu ialah: “Jangan cepat-cepat menyapih bayi. Setiap bayi yang lahir mendapat tunjangan dari negara” 

Kepribadian Umar terhadap anak-anak 

           Pada suatu Malam. Umar mendengar tangis seorang anak-anak dalam sebuah rumah. Terdengar pula seorang ibu yang menenangkan anak-anaknya. Umar kemudian mendatangi rumah tersebut dan meminta izin kepada ibu itu agar diperbolehkan masuk. Kemudian ibu itu menjelaskan kepadanya bahwa ia sedang menenangkan anak-anaknya yang menangis kelaparan. Untuk menghibur dan menenangkan anak-anaknya itu ia sengaja merebus batu. Ibu yang malang itu tidak tau bahwa orang yang datang malam-malam kerumah nya adalah Amirul Mu’minin. Umar bertanya kepadanya: “Wahai ibu. Kenapa engkau tidak datang kepada Amirul Mu’Minin untuk meminta pangan.?” Maka si ibu menjawab: “Selaku Amirul Mu’Minin seharusnya dia tahu akan nasib rakyatnya.” Mendengar perkataan sang ibu itu. Maka Umar segera pamit dengan wajah duka.
           Dalam sepanjang perjalanan pulang kerumahnya. Ia menangis tersedu-sedu, bersama pengawalnya. Sesampainya dirumah. Umar mengumpulkan gandum kedalam kantung, kemudian dipikulnya sendiri diatas punggung nya menuju kerumah siibu itu. Sesampainya disana. Dia rebus sendiri gandum tersebut dan setelah masak ia berikan kepada anak-anak yang kelaparan. Dan sesudahnya iapun bergurau kepada mereka sampai anak-anak itu tertidur.

Pujian nabi kepada Umar 

         Pujian serta cinta Nabi kepada Umar begitu besarnya. Sehingga beliau bersabda: “Yang paling kokoh dalam agama Allah adalah Umar ra.” Sahabat Abbas ra. Berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku memiliki dua penasihat dari ahli langit dan dua penasihat dari ahli bumi. Yang dari langit ialah Malaikat Jibril dan Mikail. Sedangkan dari bumi adalah Abu bakar dan Umar. Merekalah pendengar dan penglihatanku.

 Doa-doa Umar ketika sudah diangkat menjadi khalifah

          Setelah diangkat menjadi khalifah. Ia selalu mendekatkan diri kepada Allah ditengah malam dan dihujung siang hari. Ia selalu berdzikir dan berdoa. Doa yang dipanjatnya ialah:
         “Ya Allah, sebagai mana Engkau ketahui, bahwa aku ini berwatak keras. Oleh karna itu lunakkanlah aku. Aku ini lemah. Maka kuatkanlah aku. Aku ini kikir, maka jadikanlah aku ini hamba-MU yang pengasih. Pemurah dan dermawan.”
         Dimasa pemerintahanya pernah terjadi musim kemarau yang sangat panjang(tahun Ramadhan), maka ia berdoa:
         “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad ditanganku”
         Dan ketika Umar akan melepaskan pasukan untuk penyebaran ajaran Islamiah, dia berdoa:
         “ya Allah anugrahkanlah bagiku rizki gugur dijalan-MU atau wafat dikota Nabi-MU.” Setelah usianya semakin tua, maka ia berdoa:
         “Ya Allah, usiaku semakin tua, kekuatanku semakin surut. Rakyatku semakin meyebar luas, maka wafatkanlah aku tanpa menyia-nyiakan dan ,melalaikan tanggung jawabku”

menjelang wafatnya Umar ra.

         Memang sudah menjadi dambaan Umar ra. Kalau dia mati hendaknya dikubur disamping kedua sahabat setianga yaitu Rasulullah saw. Dan Abu Bakar ra. Dan dia senantiasa berdoa kepada Allah. Ketika Umar ra. Akan mengerjakan shalat subuh di Mihrab pada hari rabu tanggal 26 dzulhijah tahun 23 hijrah, ia ditikam oleh seorang majusi bernama Lu’luah atau Farius yang berasal dari Persi(tapi ia bertempat tinggal diRomawi). Farius adalah pelayan Al-Mughirah bin Syu’bah. Umar ditikam dengan 6 tusukan, satu diantaranya dibawah pusat dengan badik berujung dua, setelah menikam Umar, Farius kemudian menikam setiap orang yang dijumpainya, sehingga ada enam orang yang tewas dan tujuh orang lainnya luka-luka. Tapi tidak lama kemudian Farius dapat disekap oleh Abdullah bin Auf dengan jubahnya sampai Farius tak berdaya. Lalu ia bunuh diri dengan menikam dirinya sendiri.
         Darah terus mengalir dari sela-sela lukanya, lalu Umar diusung kerumahnya sebelum matahari terbit. Terkadang ia pingsan dan terkadang ia sadarkan diri. Ketika di ingatkan mengenai shalatnya, lalu Umar berkata: “Tidak ada keIslaman bagi siapa yang meninggalkannya.” Lalu saat itu juga ia shalat, setelah selesai shalat, dia bertanya kepada sahabatnya: “Siapa yang menikamku.?” Maka dijawab: “Abu Lu’luah al majusi, pelayan Al-Mughirah bin Syu’bah.” Mendengar jawaban dari shabat, malah Umar berkata: “Alhamdulillah yang menjadikan wafatku oleh orang yang mengaku beriman tapi tidak pernah bersujud kepada Allah.” 
         Setelah penikaman itu, umar masih bertahan hidup selama tiga hari. Dan dengan penikaman atas dirinya itu, ia merasakan bahwa ajalnya akan semakin dekat. Oleh karna itu ia memanggil putranya abdullah seraya berkata: “Hai Abdullah, pergilah kepada ‘Aisyah Ummul Mu’minin dan katakan kepadanya, Umar kirim salam untuknya. Dan jangan sebut aku Amirul Mu’minin dihadapannya, karna sesungguhnya bagi orang-orang mu’min. Aku bukanlah amir, dan katakanlah kepadanya bahwa aku(Umar) minta diizinkan dikubur disamping kedua sahabatnya(Rasulullah dan Abu Bakat),”
          Setelah mendengar dan menerima perintah ayahnya, Abdullah pergi kerumah ‘Aisyah ra. Lalu pulang kembali kerumahnya memberitahukan bahwa ‘Aisyah mengizinkannya. Umar ra. Wafat pada usia 63 tahun. (sama dengan usia Rasulullah dan Abu Bakar ketika wafat). Dan tercatat dalam sejarah bahwa Umar dalam menjalankan pemerintahan, (Khalifah) selama 10tahun 6bulan dan 5hari. Ia meninggalkan 13 orang anak. 9 diantaranya adalah laki-laki dan 4 perempuan.

 Wasiat Umar menjelang wafatnya.

          Sebelum beliau wafat, Umar ra. Berwasiat agar urusan khilafahnya dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat Ridha Nabi saw. Ketika Nabi saw akan wafat. Keenam sahabat itu ialah: Utsam bin Affan, Ali bin Abi Thallib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash. Dan Abdurrahman bin Auf. Dalam musyawarah itu Umar sengaja tidak memasukkan daftar nama anak paman dan adik iparnya sendiri yaitu: Said bin Zaid bin Amru bin Nufail. Ia kuatir nanti dipikir orang nepotisme. Karna masih ada hubungan keluarga dengan Umar. Meskipun Said bin Zaid adalah salah seorang dari kesepuluh yang dikabarkan masuk surga.
         Umar ra juga berkata kepada sahabatnya yang enam itu agar putranya Abdullah ikut menghadiri musyawarah. Tapi ia tidak memiliki kuasa apapun. Kehadiran Abdullah hanya untuk mengutarakan pendapat saja. Ia tidak boleh diserai kekuasaan. Umar juga berpesan selama sidang musyawarah yang menjadi imam shalat adalah Suhaib bin Sanan Arrumi sampai musyawarah selesai. 

Kesaksian seorang wanita atas kematian Umar 

           Setelah Umar wafat, ada seorang wanita yang bernama Ibnatu Abi Hatmah menangis dan berkata: “Wahai Umar, engkau selalu meluruskan segala sesuatu yang bengkok, engkau memadamkan api fitnah dan menghidupkan sunah-sunah. Engkau meninggalkan dunia ini dengan bersih dan engkau bebas dari segala aib dan cemar”
          Mendengar ucapan wanita itu. Ali bin Abi Thalib memberikan komentar: “Benar apa yang diucapkan wanita itu. Umar ra. Meninggalkan dunia ini dengan segala kebaikan dan meninggalkan segala keburukan.” Semua orang dan sahabat sependapat dengan lontaran kata-kata wanita tersebut.
Sekian.....

         Oke sahabat Gaya remaja semua cukup sekian penjelasan tentang Umar Ibnu Khatab Ra. dan semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari perjalanan sahabat Baginda Rasulullah yang dikabarkan masuk surga.. Amien.